Pilihan




Saya sejak beberapa lama punya kecenderungan susah menentukan pilihan. Apakah itu hal hal yang menurut anda sederhana seperti memilih es krim rasa kopi atau coklat atau mau pake rok atau celana sampai hal hal yang lebih sulit seperti memilih tetap bekerja di perusahaan lama yang tidak berkembang atau pindah ke perusahaan baru.

Saya perlu beberapa waktu untuk berpikir dan menimbang yang kemudian disusul dengan analisa analisa dan terakhir meminta orang terdekat untuk memilih.tidak hanya sampai disini. Sayangnya, saya belum tentu setuju, bisa saja, ada sesuatu yang lewat kepala saya membuat malah memilih sebaliknya.

Oya sampai dimana tadi/

Teman teman saya suka kesal karena saya suka bingung mau beli atau tidak untuk barang tertentu. Dan saat saya ga beli, mereka mesti nganterin saya esoknya ke toko yang sama karena saya ga bisa tidur inget barang itu.

Pacar saya suka kesal dengan komplikasi ngomel yang berlebihan kalo saya berganti baju beberapa kali saat mau nonton.Saya sadar bahwa sikap plin plan saya berdampak buruk. Menurut buku psikologi yang saya baca, menyadari bahwa kita memiliki kelainan psikologis adalah bukti penyakit kita tidak parah. Saat seseorang itu menolak dan bersikukuh dalam tahap denial, berarti penyakitnya cukup akut.

Tapi teman teman apa benar saya berbeda. Bukannya banyak orang yang terburu buru memutuskan dan akhirnya lari dari konsekwensinya.

Konsekwensi, tidakkah itu yang membuat kita menganalisa benar benar apa yang akan kita lakukan. Daripada mereka yang tidak berani menghadapi konsekwensi, bukankah masih lebih baik saya, menimang nimang dengan baik tapi siap dengan segala resikonya?

Comments

Popular Posts