The Black Magician Trilogy: Magicians’ Guild, The Novice, dan High Lord

The Black Magician Trilogy: Magicians’ Guild, The Novice, dan High Lord
Pengarang : Trudi Canavan
Diterjemahkan oleh Maria M Lubis
Penerbit Mizan

Setelah selesai membaca Laskar Pelangi, sayangnya saya ingin dikembalikan pada dunia fantasi saya (baca: dunia yang segalanya mungkin). Terserah mereka mau bilang kita hidup dalam khayalan, tapi saya sepenuhnya mengagumi para pengarang yang memiliki imajinasi tinggi tentang berbagai hal yang memacu imajinasi pembaca karya – karya mereka. Saya tertarik membeli Magician Guild karena synopsis pada sampul belakang, yang saya kutip mentah – mentah berikut ini:

“gadis miskin itu membuat gempar kota Imardin. Dia berhasil menembus perisai pertahanan para penyihir saat terjadi aksi Pembersihan Kota. Seorang penyihir terluka. Kekuatan sihir alamiah Sonea membuat Persekutuan Penyihir berang…”

Setelah puas dengan Harry Potter, kenapa tidak mencoba membaca buku tentang penyihir yang lain, pikir saya. Lagipula, buku setebal 614 halaman itu pasti akan cukup mengisi waktu saya yang kesepian saya di ‘my-quiet-remote-hut’.

Terus terang saya merasa bosan pada 200 halaman pertama. Tokoh utama Sonea digambarkan boyish dan walau ia berada pada tempat yang salah pada waktu yang salah, saya masih menganggap mereka yang bersahabat dengan kaum pencuri mengecewakan. Saya berharap Ceryni sahabat kecilnya adalah pria yang menarik, sayangnya ia pendek.

Novel ini mulai menarik pada lembar-lembar berikutnya, ternyata Trudi Canavan sibuk menanam peristiwa yang akan menjelaskan kejadian – kejadian selanjutnya. Sebuah plot yang sangat menarik, dimana, pada lembar – lembar akhir, saya sibuk bolak balik ke halaman – halaman awal yang saya semula nilai membosankan itu. Entah kenapa, saya tidak yakin Trudi go with the flow saja tapi lebih dari, dia benar – benar menyiapkan suspense sepanjang alur novel ini. Saya menyukai akhir novel pertama dan kemudian tidak sabar membeli novel kedua The Novice.

Setelah selesai membaca The Novice, saya tidak sabar menceritakan keseluruhan isinya pada orang lain, sungguh. Terutama dashyatnya pertarungan Sonea dengan Regin dalam imajinasi saya. Walau, anda akan melihat beberapa kemiripan dengan Harry Potter seperti Regin vs Draco Malfoy. Tapi novel ini akan pastinya memperkaya imajinasi liar kita tentang sihir.

Saya tidak sabar menunggu buku terakhir dari Trilogy ini; High Lord. Sudah browse kemana – mana, belum keluar juga. Sempet juga sie, ngintip ke wikipedia, tapi masih tidak tahan untuk membaca detil langsung dari novelnya.

Comments

Popular Posts