Aku benci diam dan memendam semua. Ingatanku berpulang pada bertahun tahun yang dulu. Seperti karma yang berbalik.

Saya baru menyelesaikan kuliah saya dan menikmati pekerjaan sebagai assistant dosen di kampus saya. Melambungkan mimpi untuk menerima beasiswa abroad, mencicipi hidup di luar negeri. Masih banyak yang ingin saya raih ketika itu. Menikah adalah keinginan nomor sekian.

Lelaki itu sahabat saya yang kemudian menjadi pacar. Dan satu-satunya yang dia inginkan setelah menamatkan kuliahnya adalah menikahi saya. And I said no. jawaban saya menyakitinya. Dan saya bertanya satu hal yang sebenarnya hanya excuse buat saya sendiri : 'kamu ingin menikah sekarang ? atau menikah dengan saya?'

Dan ketika dia menjawab: "menikah sekarang' yang seharusnya membuat saya kecewa. Saya mendapatkan celah untuk lari. Lari dari keputusan menikah.

They said I am a dreamer, who wait for a perfect prince to save me. They said I made biggest mistake. And I'll grow old finding no such perfect man.

Those come as flashbacks. Dan menjawab sekian kali pertanyaan yang sama, apakah saya menyesal. Tidak. Walaupun diulang sekali lagi, saya tetap akan mengatakan tidak.


 

Comments

Popular Posts