Peking


Dari data survey salah satu majalah kota, delapan puluh persen pria dan wanita yang masih sendiri gagal memelihara binatang peliharaan apapun. Komentar berikutnya lebih mencengangkan buatku… Kegagalan memelihara dan menjaga binatang peliharaan secara psikologis adalah bentuk ketidakmampuan seseorang dalam menjalin percintaan. Seriously???
Sungguh aneh-aneh akal-akalan kolumnis jaman sekarang demi menjual oplah majalah mereka. Baru seminggu yang lalu kubaca artikel lain bertemakan bagaimana berdiet dengan sukses berdasarkan zodiac. Kayaknya udah waktunya ganti majalah ke yang lebih bermutu. This is ridiculous…hanya karena aku lajang dan tidak punya piaraan bukan berarti aku gagal dalam membina hubungan dalam dunia percintaanku.
Tidak puas, kutelpon redaksi majalah tersebut, tapi orang –orang disana malah sibuk menyuruhku datang mengisi formulir komplain disbanding mendengarkan esensi keluhanku.
Baru keesokan harinya aku dapat berbicara dengan penulis artikel tersebut. Bukannya bersikap positif, mendengarkan pendapat-pendapatku, ia malah dengan ketus memintaku membeli salah satu kura-kura, kucing atau anjing untuk kupelihara di beberapa tempat yang ia rekomendasikan. Jika binatang itu selamat bersamaku selama empat bulan, ia berjanji akan membuat permohonan maaf secara tertulis untuk generalisasi yang ia buat. Yang benar saja, aku dengan anjing??! Mungkin aku yang harus diselamatkan.
Tapi keberanian pria bersuara ketus itu dalam mempertahankan pendapatnya malah mengusik egoku. ‘baik, surat pembeliannya akan saya kirim kekantor anda dan anda akan lihat argumen saya benar’ kataku tidak kalah.
Ia malah tertawa mengejek ‘oke jangan lupa fotonya dan salam buat Peking ya…
Peking?? Aku tidak mengerti
‘Ya Peking, Nama untuk binatang apapun yang anda pilih’
Sambil menggerutu kututup telpku. to be continued

Comments

Popular Posts